HUKUM SHOLAT
DIKUBURAN MENURUT 4 (EMPAT) MADZHAB
(HANAFI,
MALIKI, SYAFI’I, DAN HAMBALI)
Menurut Madzhab Hanafi
Menurut madzhab Hanafi, sholat dikuburan hukumnya makruh tanzih.
Makruh tanzih tersebut akan hilang, dan status hukumnya menjadi boleh apabila
mengerjakan sholat di tempat sholat yang disiapkan untuk sholat dan didalamnya
tidak terdapat makam seseorang, tidak ada najis dan kiblatnya tidak menghadap
ke makam tersebut. Demikian pernyataan Al-Imam Ibnu ‘Abidin dalam kitab Hasyiyah
Radd Al-Muhtar (1/254)
Menurut Madzhab Maliki
Menurut Madzhab Maliki, sholat dikuburan hukumnya boleh (tidak
makruh), meskipun persis di atas kuburan dan tanpa alas, baik kuburan tersebut
masih difungsikan atau pun sudah tidak dipakai, baik pernah digali atau tidak,
dan meskipun kuburan orang musyrik. Tentu saja kebolehan tersebut apabila aman
dari terkena najis. Dalam konteks ini, Imam ad-Dardir berkata dalam Assyarhus
Shoghir (1/267) :
“ Dan boleh mengerjakan sholat diarah kuburan meskipun di atasnya,
baik kubaran yang masih berfungsi maupun sudah lenyap, meskipun kuburan orang
kafir…. Apabila aman dari najis.” (Assyarhus Shoghir 1/267)
Menurut Madzhab Syafi’i
Menurut Madzhab Syafi’I, sholat dikuburan yang tidak pernah digali
hukumnya sah tanpa ada perselisihan dikalangan ulama’ Syafi’iyah dan berstatus
makruh tanzih. Sedangkan apabila kuburan tersebut sering digali maka hukumnya tidak
sah, apabila tidak memakai alas(semisal sajadah), karena tanah yang diinjakknya
telah bercampur dengan orang sudah meninggal. Demikian keterangan dari Mukhtasharul
Muzani (hal, 19), kitab al-Muhadzdzab dan Imam Nawawi dalam al-Majmu’
Syahrul Muhazdzab (3/164), Imam Nawawi berkata :
“ Adapun hukum permasalahan tersebut, apabila kuburan itu nyata
pernah digali, maka sholat di kuburan tersebut tidak sah tanpa ada
perselisihan, apabila dibawahnya dihamparkan alas. Apabila kuburan tersebut
nyata tidak pernah digali, maka sholat dikuburan tersebut sah tanpa ada
perselisihan dan dihukumi makruh tanzih.” (Al-Imam an-Nawawi, al-Majmu’ 3/164)
Madzhab Hambali
Menurut madzhab Hambali, sholat dikuburan yang hanya berisi satu
atau dua makam(mayat), hukumnya boleh dan sah sebagaimana ditegaskan oleh Ibnu
Qudamah dalam al-Mughni (1/718) dan Ibnu Muflih dalam al-Mubdi’ (1/394). Sedangkan
sholat dikuburan yang berisi 3(tiga) makan atau lebih, ada dua riwayat dari
Imam Ahmad bin Hambal. Dalam satu riwayat, sholat ditempat tersebut hukumnya
tidak sah sama sekali. Dalam riwayat yang lain, hukumnya sah selama tempat
tersebut tidak najis. Hal ini bisa dilihat dalam kitab al-Mughni (2/471) karya
Ibnu Qudamah al-Hambali.
Disisi lain, kemakruhan sholat dikuburan, diriwayatkan pula dari
kalangan salaf seperti sahabat Ali bin Abi Tholib, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Atha’,
dan an-Nakha’i. Sementara pandangan yang tidak memakruhkan diriwayatkan dari
Abu Hurairah, Watsilah bin al-Asqa’ dan Hasan al-Bashri, sebagaiman dipaparkan
oleh Imam Ibnul Mundzir dalam kitabnya, al-Ausath (2/183).
Oleh
: Ustadz M. Idrus Romli
Dikutip
dari Kajian Aswaja di Majalah AULA Edisi Agustus 2012
No comments:
Post a Comment