MOTIVASI IBADAH
Nabi Muhammad SAW pernah membuat sebuah ramalan, prediksi adanya
kecenderungan keperbedaan motivasi seseorang dalam menjalankan ibadah, seperti
yang diungkapkan oleh al-Ghozali dalam kitabnya, Ihya’ ‘Ulumuddin, Nabi
pernah membuat gambaran, kana fi akhiri zama khoroja n-nasu li l-hajju arba’ata
asnafin, “besok pada akhir zaman orang-orang yang pergi menunaikan haji
akan dibagi menjadi empat kelompok”. Pertama, kata Nabi, salatinuhum li n-nuzhah, yaitu”
Kelompok penguasa atau elit masyarakat yang pergi menunaikan haji karena
dorongan untuk melakukan pelesir atau wisata”, wisata haji. Bagi kelompok ini
mungkin haji bukan sebagai tujuan, tetapi sarana untuk bersenang-senang atau
memuaskan kesenangan rekreatifnya. Selama melaksanakan haji yang dipikirkan
adalah hal-hal yang tidak terkait langsung dengan ibdahnya, melainkan lebih
pada hal-hal yang sifatnya menunjang kegiatan rekreatif, seperti fasilitas
penginapan, transportasi, kosumsi, dan seberapa bebas ia bisa shopping
ditempat-tempat yang kunjungi. Menurut Nabi kecenderungan motivasi ini lebih
banyak terjadi pada kelompok penguasa atau para raja, presiden, perdana
menteri, dan seterusnya (salatin).Kedua, Menurut Nabi, wa
aghniya’uhum li t-tijaroh, “motivasi orang-orang kaya berangkat haji lebih
disebabkan karena tujuan bisnis”. Berhaji sambil bisnis. Kedua, wa ‘ulama’uhum li s-sum’ah,”kelompok
Ulama’ yang berangkat haji karena mencari popularitas”, biar kondang dan
punya nilai tambah dimata masyarakat. Keempat, wa fuqoro’uhum
li l-mas’alah, “ kelompok orang-orang fakir yang berangkat haji karena
ingin mencari bantuan, sumbangan, atau untuk meringankan beban hidupnya”.
Secara umum motivasi ibadah di dalam agama dikelompokkan ke dalam 2
(dua) hal, yaitu ibadah karena keikhlasan (li l-lah) dan karena
Riya(hadirnya unsur lain dalam pelaksanaan ibadah). Padahal yang
diharapkan dalam agama, semua bentuk ibadah, apak itu ibadah qalbiyah “aktivitas
hati”, maupun aktivitas yang berkaitan dengan masalah (maliyah) berdasarkan dorongan suci karena
Allah semata.
Menurut tingkatannya motivasi ibadah dilihat dari keikhlasannya
dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu : Pertama, motivasi karena memandang
ibdah sebagai suatu kewajiban yang harus ditunaikan. Bagi orang yang
memandang ibadah sebagai kewajiban, sikap yang muncul adalah nrimo ing
pandhum, pantang menolak, dan tidak ada keinginan atau angan-angan untuk
mengingkarinya. Kedua, Adakalanya orang melakukan ibadah karena didorong
oleh keinginan untuk memperoleh pahala atau imbalan dari Allah SWT. Ibadah
jenis ini disebut ‘ibadah li l-matsubah, “ibadah karena upah/pahala”. Ketiga,
motivasi yang lebih tinggi mutuhnya, yaitu ibadah karena semata-mata
untuk medekatkan diri kepada Allah, memeperoleh ridho Allah, atau ingin agar
hubungannya dengan Allah bertambah dekat.
Dalam hadits Nabi lain, Nabi SAW. Pernah mengemukakan bahwa
motivasi orang-orang melakukan ibadah dapat dikategorikan ke dalam 3 (tiga)
kelompok, yaitu : Kategori Pertama, orang-orang yang beribadah
karena terpaksa. Kategori Kedua, kelompok orang-orang yang
melaksanakan ibadah karena taat. Orang ini melakukan ibadah bukan karena
paksaan dari luar, melainkan secara intrinsik sudah mewajibkan diri harus
melakukan semua ibadah itu. Meskipun terkadang merasa berat, tetapi karena
terpanggil oleh ketaatannya kepada tuhan ibadah itu tetap dikerjakan. Kategori
Ketiga, orang-orang yang beribadah karena merasakan kenikmatan ibadah. Dia
melakukan ibadah bukan sekedar ketaatan, tetapi sudah ada rasa kangen, rasa
rindu, rasa ketagihan dan keranjingan untuk menjalankan ibadah.
Di
kutip dari buku : DINAMIKA
KEHIDUPAN RELIGIUS
Karangan :
Drs. K.H. Muhammad Tholchah Hasan
No comments:
Post a Comment