Sunday, October 30, 2011

Misteri dan Keajaiban Sholat Tahajjud


MISTERI DAN KEAJAIBAN SHALAT TAHAJJUD
A. Keajaiban Shalat Tahajud
        Shalat Tahajjud memiliki keajaiban yang besar. Hal ini ditunjukkan oleh hal – hal sebagai berikut:
1.       Nabi saw sangat memperhatikan shalat malam hingga diriwayatkan bahwa beliau pecah – pecah kedua telapak kakinya. Ini disebabkan kesungguhan beliau yang luar biasa untuk melaksanakan shalat malam.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللّهُ عَنْهَا قَالَتْ : كَانَ النّبِىُّ صَلّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْمُ مِنَ اللَّيْلِ حَتَّى تَتَفَظَّرَ قَدَمَاهُ فَقَالَتْ عَائِشَةَ : لِمَ تَصْنَعُ هَذَا يَا رَسُوْلَ اللَّهِ وَقَدْ غَفَرَ اللّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرْ ؟ قَالَ: اَفَلاَ اُحِبُّ اَنْ اَكُوْنَ عَبْدًا شَكُوْرًا.رواه البخارى
“ Aisyah r.a berkata,” Nabi bangun pada tengah malam hingga mereka kedua telapak kakinya. Aisyah berkata kepada beliau:,” Mengapa engkau melakukan hal ini, wahai Rasulullah, padahal Allah telah mengampuni dosa- dosamu yang telah lalu dan yang akan datang ? “ Beliau menjawab,” Apa aku tidak ingin menjadi hamba yang sangat bersyukurt ? “ ( H.R.Bukhari )
Dan Al Mughirah r.a bercerita:
قَامَ النّبِىُّ صَلّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى تَوَرَّمَتْ قَدَمَاهُ.فَقِيْلَ لَهُ : غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ؟ قَالَ اَفَلاَ اَكُوْنُ عَبْدًا شَكُوْرًا.رواه البخارى ومسلم
“ Nabi saw shalat malam hingga bengkak kedua telapak kaki beliau. Ada yang bertanya:” Bukankah Allah telah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang ?” Beliau menjawab: ,” Apa aku tidak ingin menjadi hamba yang sangat bersyukurt ? “ ( H.R.Bukhari )
Betapa indah syair yang digubah oleh salah seorang shahabat nabi saw berikut ini. Ada yang menyatakan ini merupakan syair Abdullah bin Rawahah.
Ditengah kami ada utusan Allah yang membaca kitab-Nya.
           Saat fajar tiba, ia terang memancarkan cahayanya.
Ia jauhi tempat tidur di saat malam hari
           Padahal meniggalkan tempat tidur bagi orang kafir
Merupakan bentuk penyiksaan diri.
2.       Shalat malam merupakan sebab utama bagi seseorang untuk bisa masuk surga. Abdullah bin Salam pernah bercerita:” Pada waktu Rasulullah saw tiba di Madinah, orang – orang menyambut dengan perkataan:” Rasulullah saw  tiba ! Rasulullah saw  tiba ! Rasulullah saw  tiba !” Begitu suara teriakan terdengar. Saya pun datang bersama banya orang karena ingin melihat beliau. Setelah bisa melihat beliau dengan jelas, sayapun tahu wajah beliau bukanlah wajah pendusta. Dan sabda beliau yang pertama kali saya dengar adalah:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوْا السَّلاَمَ وَاَطْعِمُوْا الطََعَامَ وَصِلُوْا اْلاَرْحَامَ وَصَلُّوْا بِاللّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ, تَدْخُلُوْاالْجَنَّةَ  بِالسَّلاَمِ
“ Wahai sekalian manusia, sebarkan salam, berilah makan, sambunglah kekerabatan, dan shalatlah di saat manusia terlelap tidur pada saat malam niscaya kamu masuk surga, kampung keselamatan dengan selamat “ ( H.R.Ibnu Majah, Tirmidzi, Hakim dan Ahmad )
Betapa indah ucapan penyair yang mengatakan:
Kelezatan tidur tak melalaikanmu dari hidup enak
           Bersama gadis – gadis jelita dalam kamar – kamar surga
Kau akan hidup kekal, hidup dengan tidak akan mengalami kematian disana
           Hidup nikmat dalam surga bersama bidadari – bidadari jelita
Kau bangun dari yang penuh mimpi dan angan – angan
          Sungguh yang lebih baik dari tidur adalah bertahajud dengan membaca Al Qur’an
3.             Shalat malam merupakan salah satu cara untuk menaikkan derajat dalam kamar – kamar surga.
Diriwayatkan dari Abu Malik Al Asy’ari r.a bahwasannya Rasulullah saw pernah bersabda:
اِنَّ فِى الْجَنَّةِ غُرَفًا يُرَى ظَاهِرُهَا مِنْ بَاطِنِهَا,وَبَاطِنُهَا مِنْ ظَاهِرِهَا, اَعَدَّ هَا اللَّهُ تَعَالَى لِمَنْ أَطْعَمَ الطَّعَامَ وَأَلاَنَ الْكَلاَمَ, وَتَابَعَ الصِّيَامَ وَاَفْشَى السَّلاَمَ وَصَلَّى بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ
“ Sungguh dalam surga terdapat kamar – kamar yang bagian dalamnya terlihat dari luar dan bagian luarnya terlihat dari dalam. Kamar – kamar itu Allah sediakan untuk orang  yang memberi makan, melembutkan perkataan, mengiringi puasa Ramadhan, menebar salam dan asyik shalat malam di saat manusia lain terlelap tidur”  ( H.R. Ahmad, Ibnu Hibban, Tirmidzi )
4.       Orang – orang yang melakukan shalat malam adalah orang – orang yang berbuat ihsan dalam ibadah sehingga layak untuk mendapat rahmat dan surga Allah.
كَانُوْا قَلِيْلاً مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُوْنَ .وَبِاْلاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ
“mereka sedikit sekali tidur di waktu  malam; Dan di akhir – akhir malam mereka memohon ampun ( kepada Allah) “ ( Q.S. adz Dzariyaat: 17 – 18 )
5.  Allah memuji orang yang suka shalat malam, dan menggolongkannya sebagai hamba- hamba-Nya yang baik, hamba- hamba Allah Yang Maha Penyayang.
وَالَّذِيْنَ يَبِيْتُوْنَ لِرَبِّهِمْ سُجَُدًا وَقِيَامًا
“ Dan orang – orang yang bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka pada waktu malam” ( Q.S.Al Furqan : 64 )
5.       Allah menyebutkan bahwa orang – orang yang suka shalat malam adalah orang – orang yang memiliki iman yang sempurna.
اِنَّمَا يُؤْمِنُ بِاَيَاتِنَا الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِّرُوْا بِهَا حَرُّوْا سُجَّدًا وَسَبِّحُوْا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لاَ يَسْتَكْبِرُوْنَ .تَتَجَافَى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْ عُوْنَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُوْنَ. فَلاَ تَعْلَمْ نَفْسٌ مَّا اُخْفِىَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ اَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَاكَانُوْا يَعْمَلُوْنَ.
"Sesungguhnya orang – orang yang beriman dengan ayat – ayat Kami hanyalah orang – orang yang jika diingatkan dengan ayat – ayat tersebut mereka menjunam sujud dan mereka bertasbih dengan memuji Tuhan mereka lagi tidak menyombongkan diri.Lambung mereka jauh dari tempat tidur. Mereka berdo’a kepada tuhannya dengan penuh harap dan cemas, dan mereka menginfakkan sebagian rizkiyang Kami berikan kepada mereka. Seorang pun tidak mengetahui kesenangan yang menyejukkan pandangan mata yang disembunyikan untuk mereka sebagai balasan terhadap amal yang dahulu mereka lakukan” ( Q.S.As Sajadah : 16 – 17 )
6.       Allah menafikan adanya persamaan antara mereka dengan orang – orang selain mereka.
اَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ اَنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا اَوْ قَائِمًا يَحْذَرُ اْلاَخِرَةَ وَيَرْجُوْا رَحْمَةَ رَبِّهِ. قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَ الَّذِيْنَ لاَيَعْلَمُوْنَ.اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُوْاْلاَلْبَابِ
“ (Apakah kalian, wahai orang – orang musyrik, yang lebih beruntung ), ataukah orang – orang yang dalam keadaan sujud dan berdiri dengan penuh ketundukan pada waktu malam hari karena mengkhawatirkan ( keselamatan) akhirat dan mengharap rahmat Tuhan-Nya ? Katakanlah: Apakah sama antara orang yang mengetahui dan orang yang tidak mengetahui ? Sesungguhnya hanya orang – orang yang berakal yang bisa mengambil pelajaran” ( Q.S.Az Zumar : 9 )
7.       Shalat malam merupakan penutup kesalahan dan penghapus dosa.
Ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abi umamah r.a bahwasannya Rasulullah saw bersabda:
عَنْ اَبِى اُمَامَةَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:  عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَاِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِيْنَ قَبْلَكُمْ وَهُوَ قُرْبَةٌ اِلَى رَبِّكُمْ وَمُكَفَّرَةٌ لَلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ لَلْلاثَامِ
“Abi Umamah r.a berkata,”Rasulullah saw bersabda:” Hendaklah kalian melaksanakan shalat malam karena shalat malam itu merupakan kebiasaan orang – orang shaleh sebelum kalian, ibadah yang mendekatkan diri kepada Tuhan kalian, serta penutup kesalahan dan penghapus dosa” ( H.R.Tirmidzi, Al Hakim,Al Baihaqi )  
9. Shalat malam merupakan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a secara marfu’:
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ  رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَاَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيْضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
“Abu Hurairah r.a berkata,”Rasulullah saw bersabda, ” Puasa  yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah yaitu bulan Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam”  ( H.R.Muslim )
 10.Kemuliaan orang beriman ada dengan shalat malam
Ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Sahl bin Sa’ad r.a:
عَن سَهْلِ بْنِ سَعْدِ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: جَاءَ جِبْرِيْلُ اِلَى النّبِى صَلّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ عِشْ مَاشِئْتَ فَاِنَّكَ مَيِّتٌ وَاَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَاِنَّكَ مُفَارِقُهُ وَاعْمَلْ مَاشِئْتَ فَاِنَّكَ مَجْزِىٌّ بِهِ,ثُمَّ قَالَ : يَا مُحَمَّدُ شَرْفُ الْمُؤْمِنِيْنَ قِيَامُ اللَّيْلِ وَعِزُّهُ اِسْتِغْنَاءُهُ عَنِ النَّاسِ
“ Sahl bin Sa’ad r.a berkata:”Rasulullah saw bersabda:” Pernah Jibril datang menemui Nabi saw lalu berskata:” Hai Muhammad, hiduplah sesukamu karena kamu pasti akan mati. Cintailah siapa saja orang yang kamu sukai karena kamu akan berpisah dengannya. Berbuatlah sesukamu karena sesungguhnya engkau akan dibalas dengan perbuatan itu”. Kemudian Jibril berkata:” Hai Muhammad, kemuliaan orang beriman ada dengan shalat malam. Dan kegagahan orang beriman adalah sikap mandiri dari bantuan orang lain” ( H.R.Al Hakim )
 11.Boleh iri terhadap orang yang rajin shalat malam, dalam artian agar bisa meniru orang tersebut.
Ini disebabkan karena pahala shalat malam memang begitu besar hingga lebih baik daripada dunia seisinya.
عَن عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَحَسَدَ اِلاَّ فِى اثْنَيْنِ: رَجُلٌ اَتَاهُ اللَّهُ الْقُرْاَنَ فَهُوَ يَقُوْمُ بِهِ اَنَاءَ اللَّيْلِ وَاَنَاءَ النَّهَارِ وَ رَجُلٌ اَتَاهُ اللَّه مَالاً فَهُوَ يُنْفِقُهُ اَنَاءَ اللَّيْلِ وَاَنَاءَ النَّهَارِ
“ Abdullah bin Umar r.a berkata:”Rasulullah saw bersabda:” Tidak boleh dengki kecuali terhadap dua kelompok orang. Pertama, orang – orang yang diberi karunia Allah berupa Al Qur’an lalu dia amalkan di sepanjang malam dan siang; dan kedua, orang yang diberi  harta oleh Allah lalu harta tersebut dia infakkan ‘ sepanjang malam dan siang"  (H.R.Bukhari – Muslim )
12.Membaca Al Qur’an pada waktu shalat malam merupakan keberuntungan besar. Ini berdasarkan hadits:
عَن عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَامَ بِعَشْرِ اَيَاتٍ لَمْ يَكْتُبْ مِنَ الْغَافِلِيْنَ.وَمَنْ قَامَ بِمِائَةِ اَيَةٍ كُتِبَ مِنَ الْقَانِتِيْنَ.وَمَنْ قَامَ بِاَلْفِ اَيَةٍ كُتِبَ مِنَ الْغَافِلِيْنَ .رواه ابوداود وابن حزيمة
“Abdullah bin Amr r.a berkata:”Rasulullah saw bersabda:” Barangsiapa shalat dengan membaca sepuluh ayat maka tidak dicatat sebagai orang yang lalai. Barangsiapa shalat dengan membaca seratus ayat maka dicatat sebagai orang – orang  yang tunduk. Barangsiapa shalat dengan membaca seribu ayat maka dicatat sebagai muqantharin “ ( H.R.Abu Dawud – Ibnu Huzaimah )
Juga berdasarkan hadits Abu Hurairah r.a:
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ  رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اِذَا رَجَعَ اِلَى اَهْلِهِ اَنْ يَجِدَ فِيْهِ ثَلاَثَ خَلَفَاتٍ عَظَمٍ سِمَانٍ ؟ قُلْنَا: نَعَمْ ,قَالَ: ثَلاَثُ اَيَاتٍ يَقْرَأُ بِهِنَّ اَحَدُكُمْ فِى صَلاَتِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلاَثِ خَلَفَاتٍ عَظَمٍ سِمَانٍ
“ Apakah salah satu dari kalian merasa senang pulang menemui keluarganya dan mendapati ada tiga ekor anak unta yang gemuk lagi besar berada di rumahnya ?” Tentu” ,jawab kami.Beliau bersabda:”Tiga ayat yang dubaca oleh salah satu dari kalian dalam shalatnya lebih baik baginya dari tiga ekor anak onta gemuk lagi besar” ( H.R.Muslim)
           Namun Nabi saw telah membatasi jangka waktu maksimal dan jangka waktu minimal untuk mengkhatamkan Al Qur’an.
           Abdullah bin Amr pernah bertanya kepada Nabi tentang jangka waktu mengkhatamkan Al Qur’an. Beliau menjawab:”Dalam 40 hari” Kemudian beliau berkata :”Dalam satu bulan”. Kemudian beliau berkata:” Dalam 15 hari “. Kemudian beliau berkata:” Dalam 10 hari “ Kemudian beliau berkata:” Dalam tujuh hari “ ( H.R.Abu Dawud )
     Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Abdullah bim Amr pernah berkata kepada Nabi ,”Sesungguhnya aku lebih singkat dari jangka waktu itu” Maka Nabi bersabda:
لاَيَفْقَهُهُ مَنْ قَرَأَهُ اَقَلَّ مِنْ ثَلاَثٍ
“ Tidak akan memahami maknanya orang yang meneyalsaikan Al Qur’an kurang dari tiga hari” ( H.R.Abu Dawud )
           Inilah misteri  dan keutamaan yang terkandung dalam shalat malam. Kita hendaknya berusaha untuk mendapatkannya dengan cara bersunguh – sunguh untuk mengamalkan qiyamul lail. Dan lebih dari itu, kita berharap agar mendapatkan nilai – nilai spiritual yang  dimiliki dan diberikan Allah dalam shalat malam.
 B.Pengaruh Shalat Tahjjud terhadap Kecerdasan Spritual
  Nilai – nilai spiritual ini merupakan keadaan rohani dalam kaitannya dengan kedudukan kita sebagai manusia di hadapan Allah. Apabila kita menyadari sepenuhnya bahwa kita adalah manusia biasa dan merupakan makhluk Allah Swt, kita benar –benar bisa mencapai makrifat kepada Allah, maka keadaan spiritual kita berad pada posisi on line; spiritual kita menjadi tinggi. Tetapi sebaliknya, apabila kita tidak menyadari kedudukan kita di hadapan Allah, kita abaikan kewajiban – kewajiban kita kepada-Nya, atau bahkan kita tidak bisa benar –benar bermakrifat kepada-Nya, maka spiritualitas kita berada pada posisi off line. Kandungan makna yang dimiliki oleh spriritualisme di dalam Islam adlah sebagai berikut:
1.      Memahami dan merasakan keagungan Ilahi.
Memahami itu dengan akal, sedangkan merasakan itu dengan hati. Akal dan hati menyatu di dlam makrifat.  Akibatnya, diri mersa demikian kecil di hadapan Allah Yang Maha Aung, Yang Maha Perkasa, Yang Mama Kuat. Bahwa tidak ada kekuatan selain kekuatan Allah Swt. Orang yang cerdas secara spiritual adalah orang yang mampu menangkap sinyal –sinyal keagungan Ilahi ; mampu merasakan kedahsyatan sifat-sifat jaliliah Ilahi.
2.      Memahami dan merasakan keindahan Ilahi.
Orang yang cerdas secara spiritual juga mampu merasakan keindahan Ilahi. Segala sesuatu terlihat indah dan segala sesuatu menjadi gambaran wajah Ilahi. Tak ada kecantikan selain kecantikan Ilahi. Tak ada kerinduan selain keruan Ilahi.
3.      Larut kedalam aturan – aturan main yang ditetapkan Ilahi.
Setelah keagungan dan keindahan ilahi didapatkan, maka sang penapak jalan spiritual kemudian terbuka mata hatinya, terdengar suara hati nurani nya memenuhi langit – langit  jiwanya. Jiwanya menjadi suci, dan selalu memiliki kecenderungan ke arah kesucian. Akibatnya, aturan –aturan yang telah ditetapkan sang Ilahi menjadi kemestian untuk dilaksanakanya secara suka rela. Tak ada paksaan untuk menggapai kesempurnaan diri.
4.      Mencapai cinta Ilahi.
Akhirnya, yang ingin didapatkan oleh orang yang menapaki jalan spiritual adalah cinta Ilahi, agar cinta tersebut tidak semata-mata menjadi klaimnya sebagai seorang manusia.
        Demikianlah gambaran  spiritualitas di dalam Islam, termasuk yang dimiliki dan diberikan oleh qimaul lail. Oleh karena itu, apabila kita mendapati gambaran spiritualitas yang tidak demikian, maka itu artinya merupakan gambaran yan salah dan bisa-bisa hanya mengatasnamakan Islam, atau mrupakan gambaran spiritualitas yang berasal bukan dari Islam.
          Sesungguhnya, orang yang ingin menapaki  jalan spirituallitas itu harus siap menerima kesndirian, di samping juga siap memasuki keheningan. Menjadi seorang mukmin sesunguhnya adalah menjadi orang yang menyendiri, memasuki keheningan, dan mendekati, serta akhirnya berada dekat dengan Allah. Menjadi orang yang berada dekat dengan Allah tidak bisa dilakukan secara berjamaah atau bersama-sama. Ini benar –benar merupakan hubungan yang sangat pribadi antara seorang hamba dengan Tuhannya. Hubungan ini tidak bisa dimasuki oleh orang lain, sebab orang lain pun memiliki hubungan yang bersifat pribadi pula dengan Allah.
C. Pengaruh Shalay Tahajjud terhadap Kesehatan Jasmani dan Rohani
            Selain menumbuhkan kecerdasan spiritual sebagaimana tersebut diatas, Shalat Tahajjud juga menumbahkan pengaruh positif bagi kesehatan jasmani dan rohani, diantaranya adalah:
1.Shalat  Tahajud  sebagai Gerak Badan dan Olah Raga
Banyak manfaat yang dihasilkan dari gerakan –gerakan yang dilakukan dalam shalat  Tahajjud yang kebetulan dilakukan di malam hari. Shalat menuntut anggota – anggota tubuh orang yang melaksanakannya menjadi tergerak. Hal yang demikian menjadikan tulang dan persendian menjadi lebih sehat. Penelitian yang dilakukan oleh para pakar kesehatan menyimpulkan bahwa tulang yang sering digunakan untuk bererak akan memiliki kemampuan lebih dalam menyimpan zat kalsium.
Kenyataan yang ada juga membuktikan bahwa orang muslim yang secara kontinyu melaksanakan shalat  sejak usia dini dan ia melakukannya secara kontinyu; jarang sekali menderita nyeri pungung dan nyeri persedian.
Selain itu, penelitian juga membuktikan bahwa mereka yang melaksanakan shalat dengan baik dan melakukannya secara kontinyu dalam waktu –waktu yang telah ditentukan. Demikian juga dengan mereka yang rajin melakukan shalat malam dan shalat Tahajjud, ia akan memiliki otot yang berfungsi dengan baik.
Dan gerakan –gerakan yang dilakukan dalam shalat dapat mengurangi resiko kegemukan. Sebab gerakan –gerakan tersebut bermanfaat untuk membakar lemak yang ada dalam tubuh, terutama lemak yang ada di perut. Bahkan gerakan –gerakan dalam shalat juga dapat membuat seseorang terhindar dari proses penuaan dini. Dengan demikian, secara umum, gerakan – gerakan dalam merupakan salah satu cara termudah untuk memelihara kesehatan otot dan tulang.
Penelitian yang dilakukan baru – batru ini menyimpulkan bahwa 18 hingga 20 % masyarakat Perancis menderita nyeri tulang dan nyeri punggung. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan mereka yang duduk lama di kantor. Penelitian tersebut juga menyimpulkan bahwa shalat yang dilakukan oleh kaum muslimin merupakan cara terbaik agar  seseorang dapat terhindar dari penyakit nnyeri punggung.
Gerakan tubuh adalah satu kemestian dalam hidup manusia. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika para pakar kesehatan mengatakan, " Jika anda tidak mengerjakan sesuatu, maka anda akan kehilangan sesuatu". Penelitian ilmiah menyimpulkan bahwa tubuh manusia memerlukan gerak agar kemampuan oran tubuh tersebut dalam memerlukan gerakan dapat terjaga
2.       Shalat Tahajjud adalah Obat
Shalat yang dilakukan secara teratur, dan dilakukan dalam waktu –waktu yang telah ditentukan , akan membuat seeorang tidak rentan terseran penyakit hati, membuat peredaran darah menjadi normal dan sehat, mencegah  kenaikan kadar koleterol dalam darah, mengobati penyakit tulang dan nyeri punggung dan memperlambat proses penuaan organ tubuh yang sering dialami oleh mereka yang berusia lanjut.
Sungguh, tidak ada satupun obat dan pencegah penyakit yang lebih baik dibandingkan dengan obat dan pencegahan rabbani yang telah diberikan oleh Allah Swt lewat shalat yang telah diwajibkannya sebanyak lima kali sehari semalam dan ditmbah dengan shalat sunat lainya, termasuk shalat Tahajjud.
Dalam Al Qur'an, Allah Swt berfirman:
" Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman " ( Q.S. an Nisa': 103 ).
3.       Shalat Tahajjud sebagai upaya menuju hidup sehat
Dr.Abdurrahman Al-Umari – setlah melakukan sebuah penlitian – menemukan beberapa rahasia dan manfaat shalat, termasuk shalat Tahajjud, baik ditinjau dari kesehatan fisik maupun batin. Beliau mengatakan,
" Shalat  yang dikerjakan oleh seseorang memiliki pengaruh dan manfaat yang besar sekali bagi keseimbangan jasmani manusia, selain pengaruhnya yang sangat besar terhadap kondisi rohani seeorang. Seseorang yang menerjakan shalat akan mendapatkan ketenangan dn ketenteraman. Kondisi jiwa yang demikian sangat berpengaruh terhadap keseimbangan produksi hormon dalam tubuh. Keseimbangan antara jasmani dn rohani akan membuat organ tubuh seeorang bekerja dengan baik, kondisi seperti ini akan memperlambat proses penuaan yang terjadi pada organ tubuh".
Pernyataan ini jua dibuktikan oleh satu penelitian yang menyimpulkan bahwa 36 % dari mreka yang biasa melakukan ritual keagamaan memiliki kondisi kesehatan yang lebih bagus dibandingkan dengan mereka yang tidak melakukan ritual keagamaan. Sementara mereka  yang tidak melaksanakan ritual keagamaan, hanya 26 % saja yang memiliki kondisi kesehatan yang bagus. Dan mereka yang biasa melakukan ritual keagamaan juga termasuk orang – orang yang memiliki keseimbangan dalam menjalani kehidupannya.
Para ahli kedoktern menyimpulkan bahwa semakin banyak seseorang melaksanakan ibadah – ibadah dalam Islam – seperti melakukan shalat di dalam masjid dan membaca Al Qur'an dan lain –lain – maka sikap dan prilaku yang demikian akan membuat mereka semakin dekat kepada Allah Swt. Kedekatan manusia kepada Allah swt akan melahirkan kondisi jiwa yang tenang, damai dan tenteram. Selain itu, mereka yang rajin melakukan ritual shalat juga akan memiliki kepedulian sosial yang tinggi terhadap masyrakatnya. Kondisi jiwa seseorang yang demikian akan membuatnya mampu menghadapi segala macam tekanan dari situasi dan kondisi yang ia hadapi.
4.   Menumbuhkan Kekuatan dan  Ketenangan Hati
  Penyakit jiwa adalah penyakit yang lebih berbahaya daripada penyakit jasmani dan pengobatan penyakit jiwa akan lebih sulit disbanding penyakit jasmani.Bahkan sesungguhnya kalau ditelusuri secara mendalam,seungguhnya penyakit yang menggerogoti jasmani asal mulanya juga akibat adanya penyakit rohani.Banyak para dokter jiwa yang salah anggap mengenai masalah ini.
  Apa yang dewasa ini dikenal orang sebagai ilmu kedokrtan jiwa manusia ( psikosomatika) ialah ilmu kedokteran termodern dengan teori-teorinya yang serba mutaakhir sebenarnya itu adalah suatu anggapan yang kurang tepat dan sama sekali tidak ada dasar yang mengukuhkannya.
    Kenyataan-kenyataan sejarah jelas telah membuktikan tanpa perlu diragukan lagi bahwa Eplatone (Plato) filsof tersohor Yunani pernah menggugat dokter-dokter sezaman berkenaan dengan cara pengobatan terhadap penyakit-penyakit tubuh diluar pengobatan terhadap akal.Keduanya memang merupakan satu kesatuan yang terpadu dan berasal dari satu sumber.
     Demikianlah maka berkata Ephlatone:”Sesungguhnya kesalahan yang amat besar dan mencolok yang dilakukan oleh para dokter selama ini adalah,bahwa mereka berupaya untuk menyembuhkan tubuh-tubuh yang dihinggapi penyakit tanpa sama sekali berusaha untuk menyebuhkan akal,padahal akal dan tubuh merupakan dua permukaan dari satu wajah.Maka tiadalah mungkin hanya berusaha menyembuhkan satu permukaan dan mengabaikan permukaan yang lain”.
Demikian pula Ibnul Abbas yang wafat pada tahun 384 H.pernah menegaskan dalam kitabnya”Kamilus Shina’atit Thibbiyyah” antara lain katanya,bahwa ia senantiasa menasehatkan kepada manusia agar mereka menghindari kesusahan dan gundah gulana,juga hal-hal yang membangkitkan amarah dan kedengkian dan selalu memelihara ketenangan perasaan dan pikiran agar tidak dilanda kesedihan,karena semua itu akan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit yang berbahaya yang merongrong tubuh meraka.
    Mengenai masalah penyakit jiwa beliau mengungkapkan,”Sesungguhnya sekali-kali tiada selayaknya apabila manusia menjadi terbiasa oleh rongrongan kesedihan dan gundah gulana dan terperangkap dalam jebakan amarah.Sebaiknya jauhilah menyerah begitu saja kepada kesedihan,jangan larutkan keresahan pikiran dan jangan tergelincir dalam sifat dengki yang berlarut-larut.Ketahuilah bahwa gejala-gejala tersebut dapat merubah kondisi tubuh dan membenamkannya dalam kancah keresahan dan akan memayahkannya dan menjadikan lemah panas alami yang ada di dalam tubuh.
     Ingatlah,barangsiapa yang kondisi tubuhnya terjaga selalu dalam keadaan tajam dan meruncing,maka akan terjangkit berbagai penyakit jiwa yang dapat menyebabkan demam yang amat gawat,seperti menanjaknya suhu badan jadi meninggi dan hampir tidak lagi terkontrol,sehingga disana-sini menimbulkan luka-luka parah di tubuh dan sebagainya.Justru karenanya sudah selayaknya apabila manusia bersikap awas dan waspada terhadap gejala-gejala penyakit jiwa dan sedapat mungkin berusaha untuk menghindarinya dengan jalan membuat dirinya selalu bergembira dan senang hati,karena hal itu merupakan dorongan untuk meningkatkan gairah panas alami yang terdapat di dalam tubuh yang pada gilirannya akan memancar ke sekujur persendian dan akan menggerakkannya,sehingga timbul kelincahan dan kegigihan yang menumbuhkan kekuatan pada jiwa.
   Lebih lanjut tampillah Hujjatul Islam Imam Al Ghazali yang menjelaskan secara terinci tentang berbagai jenis guncangan jiwa serta gangguan-gangguan yang ditimbulkannya pada tubuh.Selanjutnya beliau mengatakan,”Apabila api kemarahan berkobar dan menggelagak menyala-nyala maka dia yang terjangkit wabah tersebut akan mendadak jadi buta dan gelap kalap pandangannya  dab gejolak itu akan merangsang tubuh di bagian atas karena darah yang mendidih seperti halnya air panas yang mendidih meluap ke atas permukaan periuk.Demikianlah nyala itu akan naik ke wajah,sehingga jadi memerah begitu pula dengan kedua belah mata yang jadi semerah saga.Dalam cengkeraman kemarahan yang sangat kelembaban kulit akan membeku,kelembaban kulit yang seyogyanya membuat jantung tetap dalam keadaan hidup dan bergetar,dan akibatnya si penderita akan mati seketika dalam kemarahan atau kejengkelannya”.
  Selanjutnya dikatakan pula:”Masih terdapat lagi pengaruh-pengaruh lain pada tubuh yang diakibatkan oleh guncangan kemarahan,yaitu perubahan detak dan debar jantung yang luar biasa cepat,sehingga sekujur persendian menggeletar,gerakan-gerakan jadi kalap dan penasaran dan pembicaraan tidak menentu lagi.Tidak jarang dalam keadaan gawat serupa itu buih bermunceratan dari mulut,kedua belah mata merah menyala,lubang hidung mekar membesar dan kedua pipi kelihatan membengkak dan sembab”.
   Berkenaan dengan guncangan jiwa yang diakibatkan oleh rasa takut,Imam Al Ghazali berkata:”Ada kalanya pengaruh-pengaruh yang timbul pada bagian dalam tubuh yang diakibatkan oleh rasa takut yang amat sangat acapkali bisa menyebabkan pecahnya empedu yang berakibat kematian.Ada kalanya pula manusia jadi separuh lumpuh atau seluruhnya karena tertimpa suatu bencana yang sangat mengejutkan dan secara tiba-tiba.Kemalangan-kemalangan yang bisa timbul karenanya,ialah kehilangan penglihatan karena kesedihan yang mendera tiada putus-putusnya.Bukankah Nabi Allah Ya’qub AS telah kelhilangan penglihatannya karena menangis tiada henti-hentinya lantaran sedih ditinggalkan putranya Yusuf AS”
Demikian dahsyatnya efek yang ditimbulkan oleh penyakit jiwa pada tubuh manusia.Penyakit semacam itu tidak dapat disembuhkan dengan cara-cara medis.Kita tidak bermaksud meremehkan ,apalagi menyalahkan.Sakali-kali tiadalah kami menyalahi kenyataan apabila kami menyatakan,bahwa pengetahuan kedokteran jiwa dan tubuh (psikosomatika) pada akhir abad kesembilan belas telah melakukan suatu kekeliruan yang nyata  dan jelas diketahui oleh hampir rata-rata orang yang ketika itu menelusuri dan meneliti sumber-sumbernya selama periode itu.Sudah tentu mereka tidak menemukan adanya sesuatu kecenderungan perhatian sebagaimana yang ada pada orang-orang dulu kala,kecuali hanya sedikit saja yang menyangkut hal-hal serba lahiriyah belaka dalam hubungannya dengan terapi penyakit.Adapun hal-hal yang menyangkut masalah  penyembuhannya kurang menjadi titik perhatian,maka dengan demikian amat jauh bedanya antara mereka para dokter masa kini dengan tokoh-tokoh di bidang tersebut dari orang-orang terdahulu.
  Cara-cara yang dilakukan oleh para dokter masa kini apabila mereka berupaya menyembuhkan tubuh yang mulai merosot kondisinya yang diakibatkan oleh penyakit jiwa pada umumnya mereka hanya memberikan obat-obat penenang kepada si penderita.Apabila cara ini kemudian memunculkan sesuatu,maka hal itu bukan lain adalah tanda-tanda kebekuan dan kemandulan dan bahkan pula kemacetan upaya penelitian yang dilakukan secara ini pada decade masa ini.Berbeda dengan apa yang diperbuat dalam kasus yang sama para dokter melakukan upaya-upaya untuk memulihkan kembali semangat muda dan untuk itu mereka pertaruhkan nama mereka.
Pada umunya sejak beberapa waktu universitas-universitas Kedokteran di dunia Barat telah meneydiakan bagian-bagian khusus seperti misalnya klinik-klinik kedokteran jiwa.Cara itu kemudian ditiru oleh negara-negara lain dan bersamaan dengan itu juga tersebar luas karangan-karangan dalam selebaran-selebaran berkala tentang semua itu dan diterbitkan pula majalah-majalah khusus serba ilmiyah mengenai perkara tersebut,sehingga bahasan-bahasan timbul disana-sini dan berkembang luas dan orang mulai berlomba-lomba untuk mengikuti perkembangan dalam usaha-usaha penelitian.
   Ilmu kedokteran jasmani telah mengungkpakan kepada kita berbagai penyakit jasmani yang diakibatkan oleh gangguan-gangguan jiwa seperti keresahan,kegelisahan,ketakutan,kedengkian,kesedihan dan tekanan-tekanan batin.Juga cemburu dan dendam atau kebencian termasuk yang menjadi sebab goncangan jiwa.Maka secara mengejutkan telah dapat dibuktikan bahwa kesedihan yang amat sangat atau sesuatu kejutan yang muncul secara mendadak dapa menyebabkan kebekuan pada pembuluh-pembuluh darah dan pengentalan darah yang kemudian menimbulkan kelumpuhan pada otot-otot dan menjadi sumber penyakit-penyakit darah seperti tekanan darah tinggi,kencing manis dan sebagainya.
Ilmu kedokteran jasmani juga telah membuktikan bahwasannya krisis-krisis kejiwaan yang berat dan menekan dapat mengubah sari-sari makanan yang dicerna menjadi racun.Dengan demikian perut besar sama sekali tidak mendapatkan suatu kemanfaatan apapun meski dari makanan-makanan yang paling banyak mengandung gizi.Malahan sebaliknya sari-sari beracun itu dapat merusakkan zat kapur dalam tubuh manusia,membocorkannya dari wadahnya semula dan karenanya pula biasanya gigi pada rontok dan rusak setelah manusia tertimpa bencana kesusahan dan kenestapaan yang menekan.
Para dokter pada umumnya telah menjelaskan kepada kita bahwa penyakit-penyakit jiwa dapat menyebabkan timbulnya luka pada perut besar atau luka pada usus dan meningkatkan tekanan darah,perut jadi menggembung,hilangnya nafsu makan,buang-buang air besar dan gejala-hejala penyakit pada jantung,saluran kencing dan peranakan.
Bagaimana sikap Islam terhadap ilmu kedokteran jiwa ? Sebagaimana yang telah lazim berlaku Islam selalu mendorong dan merangsang upaya-upaya bagi penelitian-penelitian ilmiah dan selalu menganjurkan setiap Muslim untuk mengadakan penelitian ke arah itu,karena setiap Muslim diangap mempunyai tanggungjawab atas kelangsungan kehidupan di semua bidang selama hal itu tidak menyimpang dari nash yang termaktub dalam Kitab Allah yang mulia serta Sunnah Rasul-Nya yang agung.
Islam telah memberikan banyak petunjuk dan tuntunan mengenai berbagai macam persoalan kehidupan termasuk di dalamnya adalah masalah-masalah yang berhubungan dengan penyakit kejiwaan.Bahkan petunjuk dan tuntunan Islam tidak hanya terbatas dalam ruang lingkup satu zaman dan tidak pula meliputi satu bidang tertentu saja,namun meliputi keseluruhan penelitian tentang penyakit-penyakit kejiwaan dan cara-cara penyembuhannya.Juga memberikan petunjuk-petunjuk serta bimbingan  dan sekaligus pula menjunjung tinggi ke martabat kemuliaan dan kesempurnaan yang utuh.
Sesungguhnya keterangan atau petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam Al Qur’an dan sunnah yang berkenaan dengan hal-hal yang menyangkut kejiwan dan cara-cara penyembuhannya dari berbagai penyakit jelas lebih terinci dan lebih kena dibandingkan dengan bahasan-bahasan ilmiah dalam ilmu jiwa sejak pada mula pemciptaan manusia hingga saat ini.
Lalu bagaimana cara penyembuhan yang dilakukan Islam terhadap berbagai macam penyakit,termasuk penyakit jiwa dan pemeliharaan kesehatanya ? Cara yang ditempuh adalah dengan melakukan shalat,membca Al Qur’an,dzikir dan lain-lain.Mengapa harus dengan melalui shalat? Karena shalat adalah satu pekerjaan yang dilakukan dalam suasana yang meliputi perasaan,akal dan hati nurani,dan ini merupakan suatu cara penyembuhan yang memberikan kepada seorang mikmin ketenangan dan kedamaian jiwa.
Adalah Nabi Muhammad SAW apabila mengalami kesulitan,beliau lalu mengerjakan shalat.Diriwayatkan bahwa Nabi SAW berkata kepada juru adzannya,Bilal:”Ya Bilal,tenteramkanlah kami dengan mengerjakan shalat”.
Adalah Nabi Muhammad Saw bersabda:”Dijadikan Allah bagiku sebagai kesukaanku di dalam shalat”
Pada umumnya orang-orang Islam mengerjakan sembahyang,tetapi berapakah jumnlah dari mereka itu yang benar-benar khusyu’ dalam shalat mereka,sehingga mereka itu tidak lagi tercerabut sedikitpun dengan kehidupan dunia mereka dan mantap hubungan mereka dengan Allah semata-mata ? Itulah shalat yang dikehendaki Islam dan shalat seperti itulah dan dapat menjadi benteng kesehatan jiwa,
Allah berfirman dalam Al Qur”an:
قَدْ اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ.الَّذِيْنَ هُمْ فِى صَلاَتِهِمْ خَاشِعُوْنَ
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,(yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangny”( Q.Al Mu’minuun: 1-2 )
Dan itulah pula cara mengerjakan shalat yang mampu mencegah seseorang dari perbuatan keji dan mungkar.Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar keutamaannya daripada ibadah-ibadah lain yang manapun.Dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala yang kamu kerjakan.
Firman Allah SWT:
اُتْلُ مَا اُوْحِىَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَاَقِمِ الصَّلاَةَ اِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللّهِ اَكْبَرُ  وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَاتَصْنَعُوْنَ
  Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu,yaitu Al Kitab (Al Qur’an) dan dirikanlah shalat.Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar.Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya daripada ibadat-ibadat yang lain).Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” ( Q.S.Al Ankabut : 45 )
       Demikianlah shalat yang khusyu’ dan pasrah yang memberikan yang memberikan kepada manusia kekuatan rohani serta merentangkan jalur hubungan dengan Allah yang meniupkan kesejukan dan kejernihan ke dalam hati,mengikis habis keresahan dan kecemasan maka pada saaat itu ia seakan akan berenang dan hanyaut dalam arus kerajaan Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Penyayang dengan dan sekaligus tubuhnya.
      Sementara itu para penemu teori-teori atau aliran-aliran tertentu mengandalkan cara bermeditasi atau latihan-latihan yoga atau pagelaran forum-forum kerohanian dan dengan jalan itu mereka hendak mencari kekuatan-kekuatan rohani yang diharapkan dapat menciptakan ketenangan dan ketenteraman jiwa.
        Banyak para ahli ilmu jiwa di dunia Barat beranggapan bahwa berdo’a merupakan suatu cara utama untuk mendapatkan ketenangan jiwa.Tetapi pada hakikatnya anggapan mereka masih terlalu jauh dari apa yang sebenarnya.Apakah artinya cara-cara itu apabila dibandingkan dengan shalat seorang Muslim yang teguh beriman yang merentangkan jalur hubungan dengan Allah secara langsung tanpa perantara ataupun pencegah?.
       Tidakkah kita tunaikan keabsahan shalat dengan sikap merendahkan diri dam kekhuysu’an sehingga dapat kita rentang jalur hubungan yang akrab dan syahdu dengan Allah Yang Maha Agung dalam suasana kejernihan dan kebeningan jiwa?
         Adapun dzikrullah ditengah-tengah shalat dan diantara shalat serta pada setiap saat akan membangkitkan di dalam jiwa perasaan yang menjalin hubungan dengan Allah yang akrab,mengikat dan membangun ketawakkalan kepada-Nya yang memelihara manusia dari keterpencilan,keterasingan dan ketelantaran.Allah SWT berfirman:

الَّذِيْنَ اَمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ اَلاَ بِذِ كْرِ اللّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبً

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.Ingatlah,hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” ( Q.S.Ar Ra’ad: 28 )
Rasulullah SAW bersabda:
وَمَااجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللَّهِ تَعَالَى يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللّهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ اِلاّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةٌ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ
 …“Dan tiada berkumpul suatu kaum dalam baitullah ( masjid) untuk memvaca dan mempelajari kitab Allah,melainkan diturunkan kepada mereka ketenangan dan diliputi rahmat,dikerumuni Malaikat,dan disebut-sebut oleh Allah di depan para Malaikat-Nya..”(H.R.Bukhari – Muslim) ( Riyadhus Sholihin: 135 )
Allah SWT berfirman:
وَاِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَاِنِّى قَرِيْبٌ اُجِيْبُ  دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِى فَلْيَسْتَجِيْبُوْالِى وَلْيُؤْمِنُوْا بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
 Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku,maka (jawablah ),bahwasannya Aku adalah dekat.Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia berdo’a kepada-Ku maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) -Ku,dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku,agar mereka selalu berada dalam kebenaran” ( Q.S.Al Baqarah: 186 )
     Selain dari kedamaian dan ketenteraman jiwa dengan selalu mengingat Allah Ta’ala terdapat pula do’a yang dapat membebaskan jiwa dari keresahan dan kegelisahan,sedangkan pintu Allah senantiasa terbuka selebar-lebarnya bagi mereka yang dilanda oleh kegelisahan apabila ia mengarahkan wajahnya kepada Allah dengan sepenuh hati.Mengapa pula kita tidak akan memperoleh manfa’at dari karunia itu atas limpahan Allah yang telah berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمْ اُدعُوْنِى اَسْتَجِبْ لَكُمْ
Dan Tuhanmu berkata:”Berdoalah kepada-Ku,tentu Aku akan mengabulkan do’a ini (Q.S.Al Ghafir : 60 )
    Perintah berdo’a kepada Allah itu sungguh menarik dan sangat indah didengar oleh orang-orang Islam,khususnya orang-orang yang dilanda berbagai kesulitan, kesedihan,keresahan dan kegelisahan.Perintah berdo’a ini,termasuk dalam rangkaian pelaksanaan shalat,bila dilakukan tentu membuat mereka semakin dekat dengan Allah,merasa senantiasa berhubungan dan berdekatan dengan Allah.Bila apa yang diminta benar-benar sudah dikabulkan Allah,maka bersyukurlah.Amalan ini akan dapat berpengaruh pada kesehatan dan ketenangan jiwanya.Dzikir ,bacaan ayat-ayat suci Al Qur’an dan do’a yang senantiasa diamalkan akan dapat menjadi obat hatinya.
      Bahkan Al Qur’an itu sendiri adalah sebagai petunjuk dan obat bagi orang-orang muknin,sebagaimana ditegaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya:
قُلْ هُوَ لِلَّذِيْنَ اَمَنُوْا هُدًى وَشِفَاءٌ
Katakanlah:”Ia (Al Qur’an) adalah petunjuk dan obat penawar bagi orang-orang yang beriman” ( Q.S.Fushshilat : 44 )
Firman Allah Ta’ala:
يَأَيُّهَاالنَّاسُ قَدْ جَاءَ كُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِّمَافِى الصُّدُوْرِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
Hai orang-orang yang beriman,telah dating kepada kamu nasehat dari Tuhanmu dan penawar bagi penyakit yang terdapat di dalam dada,dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman” ( Q.S.Yunus : 57 )
وَنَنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاَنِ مَاهُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
Dan Kami turunkan dari Al Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman” ( Q.A.Al Isra’ : 82 )
   Apakah kita tetap menaruh harapan kepada Allah sesudah mendengar jani Allah SWT,bahwa Al Qur’an,shal,dan dzikrullah adalah penawar,rahmat,petunjuk dan ketenteraman ?
Allah SWT berfirman:
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْاَنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُذَكِّرٍ
Dan Kami telah memudahkan Al Qur’an untuk diingat,maka apakah ada yang mau mengambil pelajaran ?” ( Q.S.Al Qamar: 17 )
    Dzikrullah dan shalat serta pembacaan Al Qur’an semuanya menyampaikan manusia kepada Pencipta yang Maha Agung dan menimbulkan ketenangan dan ketenteraman dengan syarat hal itu dapat dikaitkan dengan amal shaleh dan perkataan yang baik,dan terikatnya taqwallah denganshalat, dzikir dan pembacaan Al Qur’an.Hal itu diutarakan dalam firman Allah:
يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوْا اتَّقُوْا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍّ وَاتَّقُوْا اللّهَ اِنَّ اللّهَ خَبِيْرٌ بِمَاتَعْمَلُوْنَ
Hai orang-orang yang beriman,bertaqwalah kepada Allah,dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertaqwalah kepada Allah,sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” ( Q.S.Al Hasyr: 18 )
      Amal shaleh menjadikan manusia menerima pahala disisi Allah dengan amal shaleh itu pula jiwa akan memperoleh ketenteraman,dan tidak terombang-ambing oleh goncangan apapun ketika dihadapkn pada pilihan antara apa yang disukainya dan apa yang wajib dilakukannya.
Allah SWT berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلْنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبًةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَاكَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Barangsiapa berbuat amal shaleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia beriman,maka Kami akan memberinya kehidupan yang lebih baik,dan membalas mereka dengan pahala yang lebih baik,dan membalas mereka dengan pahala yang lebih baik dari yang mereka kerjakan” (Q.S.An Nahl : 97 )
      Memanglah sesungguhnya jalan yang lurus adalah jalan menuju kebenaran dan kebajikan yang akan merubah jiwa-jiwa yang goyah,resah dan kebingungan menjadi tengan dan damai.
Allah SWT berfirman:
وَاَنَّ هَذَا صِرَاطِى مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْ هُ وَلاَ تَتَّبِعُوْا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّىكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
     Dan bahwa (yang Kami perintahkanْ) ini adalah jalan-Ku,yang lurus,maka ikutilah dia,dan janganlah kami mengikuti jalan-jalan yang lain,karena menceraikan kamu dari jalan-Nya yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa” ( Q.S.Al An’am:153 )
Allah  senantiasa memerintahkan kepada kita sekalian agar senantiasa menikuti jalan-Nya,petunjuk dan tuntunan-Nya agar tidak terjerumus kedalam kesesatan dan kesengsaraan.Dengan senantiasa berpegang teguh pada jalan Allah,bertaqarrub dengan-Nya melaui shalat,dzikir dan membaca Al Qur’an serta ama shaleh lainnya,kita akan senatiasa dapat memelihara dan membentengi keimanan,ketaqwaan,kesehatan jasmani dan rohani kita.
Demikianlah dengan berangsur-angsur,tetapi pasti Allah menuntun manusia hingga dapat mencapai puncak ketinggian pengetahuan dan kebulatan keyakinan terhadap keagungan-Nya,terhadap kekuatan yang ada pada-Nya dan kebesaran serta kekuasaan-Nya.Dan satu diantara cara untuk mencapai semua itu adalah melalui shalat.
   Pada saat-saat seperti ini,bila manusia sudah dapat melaksanakan shalat dan dapat memperoleh energi kekuatan shalat berupa pribadi yang  kuat,tangguh dan unggul akan selalu siap mental dalam menghadapi segala cobaan dan tantangan zaman.Seorang yang tekun melaksanakan shalat akan memiliki jiwa sabar dan tabah,tetap  dan kukuh hatinya,sedikitpun tak tergoyahkan oleh badai cobaan betapapun dahsyatnya.
Tidak merasa gentar menghadapi malaprtaka zaman,bahkan ia berani berdiri tegak menghadangnya tanpa menundukkan kepala,tetapi dengan kepala tegak lurus dengan hati berani dan menantangnya berhadap-hadapan seakan-akan tubuhnya terbuat dari besi baja,siap siaga menantang bahaya.
Apakah sesungguhnya yang telah membuatnya sedemikian itu ? Tidak lain,itulah keyakinan yang telah lama tumbuh berakar dalam jiwanya,kemudian mengalir menelusuri seluruh pembuluh darahnya dan menghangatkan sekujur badannya,yaitu keyakinan kepada Allah yang kuat kukuh membaja,keyakinan bahwasannya Allah hadir bersamanya dimana pun ia berada dan dalam keadaan bagaimana pun ia maka Allah tidak akan meninggalkannya,tidak akan menelantarkannya dan membiarkannya tercampak sendiri dan tersisih daripada-Nya.
    Sedangkan baginya sudah cukup apabila Allah bersamanya dalam menghadapi malapetaka dan kesulitan apa pun jua.Seguris pun ia takkan bergeser surut dalam menghadapi tantangan zaman.Semua akan dihadapinya dengan perasaan tenang dan pasrah kepada Allah semata-mata.
5.   Menumbuhkan Sikap Optimis
Orang yang shalat dengan penuh kesungguhan, khusyu', tepat, ikhlas dan kontinyu, insya Allah akan tumbuh rasa percaya diri yang penuh dalam dirinya. Mereka  akan memiliki kecenderungan positif dan bisa menghadapi setiap masalah dengan wajar. Setiap permasalahan yang datang akan selalu dilihatnya dari sudut pandang positif.
Karena itu tak heran bila Rasulullah saw, pernah merasa keheranan seraya berseru." Aneh, hal ihwal orang yang beriman. Seluruh hal ihwalnya selalu baik ( dipandang positif . Tak ada  yang meneyrupai ( dengan sikap ) orang – orang yang beriman. Sebab bila ( mereka ) mendapatkan kebahagiaan dia bersyukur dan ini baik baginya. ( Begitu pula sebaliknya ) bila mereka mendapat kesusahan, mereka pun sabar dan ini baik ( pula ) baginya" ( H.R.Muslim )
            Orang – orang yang menjalankan shalat dengan benar, mereka akan mengejawantahkan setiap simbol –simbol maupun hikmah yang terkandung dalam shalat. Mereka akan mampu hidup realistis, selalu optimis dalam menghadapi berbagai   problema yang dihadapi, sehingga tetap bersikap konstruktif.
           Shalat sering hanya dipandang dalam bentuk formal ritual, mulai dari takbir, ruku',sujud dan salam, sebuah gerakan – gerakan fisik yang terkait erat dengan tatanan fiqih. Padahal bila kita mau merenung sejenak, didalamnya terdapat simbol –simbol yang tidak sedikit. Banyak simbol hikmah yang dapat kita ambil dari postur, irama dan gerak ritrmik tubuh ketika kita shalat. Mulai dari berdiri, mengucapkan takbir , ruku, merunduk, sujud hingga terakhir salam. Semuanya menjadi simbol atau perlambang dari siklus kehidupan ( life cycling ), yaitu daur kehidupan yang dinamis.
           Dalam shalat seseorang dituntut untuk melakukan gerak  fisik. Dalam gerakan ini kita melihat adanya isyarat dari  simbol- simbol yang terkandung dalam shalat, yairu filsafat gerak. Seorang pribadi muslim harus bererak dinamis, karena tidak selamanya hidup ini akan qiyam, berdiri, sebagai perlambang kejayaan ( dewasa).
           Manusia tidak selamanya muda, berjaya dan berdiri kuat. Karena itu sesaat lagi kita harus ruku', sebagai simbol adanya saat – saat manusia mulai rapuh, umur setengah baya. Tak lama kemnudian kita pun harus bersujud. Hal ini pertanda manusia memasuki  masa manula, tua renta, simbul kelemahan, penghujung perjalanan kehidupan dan akhirnya mai tidak mau, manusia harus mengakhiri perjalanan pendek kehidupanya dengan mengucapkan salam- seakan –akan melambangkan akhir kehidupan itu sendiri.
            Shalat haruslah ditutup dengan salam, sekan –akan bukan hanya menisyaratkan bahwa seorang muslim seharusnya mencintai kedamaian, menyebarkan kesalamatan ke arah  kanan dan ke kiri ( sekitarnya ), tapi juga memberikan isyarat bahwa hidup ini haruslah berakhir dengan hati yang damai ( qalbun salim ). Hati yang salim adalah hati yang merdeka, tidak lagi terpenjara oleh urusan duniawi.
          Shalat sebagai bentuk ritual, seakan –akan menggugah hati kita bersama. Bila menyembah Allah saja harus dengan gerak, apalagi hidup seorang muslim tentunya dala, kondisi dan situasi apapun harus gerak pula. Sehinggga dari sini memantulkan hidup. Dengan kata lain, seakan –akan tidak  ada tempat bagi seorang muslim yang ' jumud' , statis dan  terbelenggu dalam sikap apatisme. Karena itu, bila ada shalat tanpa gerak ( hanya sedikit ) gerak , dia berdiri kemudian salam, maka itulah dinamakan shalat mayit. Hal ini menjadi sebuah perlambang bahwa pribadi yang statis- tidak ada kreativitas gerak- sesungguhnya sedang berada  dalam kematian. ' Static condition means death " kata Muhammad Iqbal.
           Manusia yang mengaku beriman saja, tidaklah sempurna keislamanya, bila tanpa diikuti oleh manifestasi dalam bentuk dinamika amal shaleh. Mengaku Islam, bukan hanya dzikir dan diam di masjid, tapi harus pila diikuti nalar pikir menuak keajaiban hikmah Ilahiyah, kemudian diterjemahkan dalam bentuk atau gerak yang realistik, yakni gerak prestasi hidup. Dari simbol ini, tampaklah jelas bahwa tiap manusia, tua – muda, pria – wanita adalah tipikal manusia dinamis, yang bergerak terus manju, tak mau diam, selalu saja ingin berbuat sesuatu yang positif. Berfikir positif, berilmu positif dan akhirnya menumbuhkan karya yang positif pula
        Shalat menunjukkan sikap untuk tegak berdiri menapaki kehidupan dunia nyata melalui prilaku yang jelas, terarah dan memberikan pengaruh pada lingkungan. Sikap yang demikianlah , inya Allah akan menjadi upaya batin untuk mendapatkan kekuatan lahir, 'menundukkan dunia' ( bukan sebaliknya malah ditundukkan dan dikuasai oleh dunia ), serta mampu menampilkan diri sebaga Khalifah ( wakil ) Allah di muka bumi ini dengan baik. Shalat adalah awal dari kesiuapan kita untuk menerima amanah maha berat.
            Konon, shahabat Ali bin Abi thalib setiap akan melaksanakan shalat wajahnya pusat pasi dan tubuhnya bergetar. Sehingga ketika ditanya hal tersebut, menantu Rasulullah saw ini menjawab" Engkau tidak tahu bahwa sebentar lagi aku akan menghadapi saat menerima amanat" Selanjutnya ia membacakan satu ayat,"
"Sesungguhnya kami Telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh," ( Q.S.al Ahzab : 72 )

        Bagi orang yang memhami makna shalat, sesunguhnya dia akan mengejar waktu amanat tersebut, karena dengan shalat dia mempunytai kekuatan untuk ' hidup'  melaksanakan amanat Allah ; mengulurkan tangan bagi mereka yang membutuhkan pertolongan dan mengangkat derajat mereka dari kegelapan. Karena itu, wajarlah, melalui shalat ini dalam diri kita akan muncul sikap optimis yang luar biasa, termasuk berkah dari shalat tahajjud ini



1 comment:

  1. Bagi orang yang memhami makna shalat, sesunguhnya dia akan mengejar waktu amanat tersebut
    judi sabung ayam

    ReplyDelete