Wednesday, August 15, 2012

Hukum Sholat di KuburanMenurut Pandangan 4 (Empat) Madzhab (Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali

HUKUM SHOLAT DIKUBURAN MENURUT 4 (EMPAT) MADZHAB
(HANAFI, MALIKI, SYAFI’I, DAN HAMBALI)


Menurut Madzhab Hanafi
Menurut madzhab Hanafi, sholat dikuburan hukumnya makruh tanzih. Makruh tanzih tersebut akan hilang, dan status hukumnya menjadi boleh apabila mengerjakan sholat di tempat sholat yang disiapkan untuk sholat dan didalamnya tidak terdapat makam seseorang, tidak ada najis dan kiblatnya tidak menghadap ke makam tersebut. Demikian pernyataan Al-Imam Ibnu ‘Abidin dalam kitab Hasyiyah Radd Al-Muhtar (1/254)


Menurut Madzhab Maliki
Menurut Madzhab Maliki, sholat dikuburan hukumnya boleh (tidak makruh), meskipun persis di atas kuburan dan tanpa alas, baik kuburan tersebut masih difungsikan atau pun sudah tidak dipakai, baik pernah digali atau tidak, dan meskipun kuburan orang musyrik. Tentu saja kebolehan tersebut apabila aman dari terkena najis. Dalam konteks ini, Imam ad-Dardir berkata dalam Assyarhus Shoghir (1/267) :

“ Dan boleh mengerjakan sholat diarah kuburan meskipun di atasnya, baik kubaran yang masih berfungsi maupun sudah lenyap, meskipun kuburan orang kafir…. Apabila aman dari najis.” (Assyarhus Shoghir 1/267)


Menurut Madzhab Syafi’i
Menurut Madzhab Syafi’I, sholat dikuburan yang tidak pernah digali hukumnya sah tanpa ada perselisihan dikalangan ulama’ Syafi’iyah dan berstatus makruh tanzih. Sedangkan apabila kuburan tersebut sering digali maka hukumnya tidak sah, apabila tidak memakai alas(semisal sajadah), karena tanah yang diinjakknya telah bercampur dengan orang sudah meninggal. Demikian keterangan dari Mukhtasharul Muzani (hal, 19), kitab al-Muhadzdzab dan Imam Nawawi dalam al-Majmu’ Syahrul Muhazdzab (3/164), Imam Nawawi  berkata :
“ Adapun hukum permasalahan tersebut, apabila kuburan itu nyata pernah digali, maka sholat di kuburan tersebut tidak sah tanpa ada perselisihan, apabila dibawahnya dihamparkan alas. Apabila kuburan tersebut nyata tidak pernah digali, maka sholat dikuburan tersebut sah tanpa ada perselisihan dan dihukumi makruh tanzih.” (Al-Imam an-Nawawi, al-Majmu’ 3/164)


Madzhab Hambali
Menurut madzhab Hambali, sholat dikuburan yang hanya berisi satu atau dua makam(mayat), hukumnya boleh dan sah sebagaimana ditegaskan oleh Ibnu Qudamah dalam al-Mughni (1/718) dan Ibnu Muflih dalam al-Mubdi’ (1/394). Sedangkan sholat dikuburan yang berisi 3(tiga) makan atau lebih, ada dua riwayat dari Imam Ahmad bin Hambal. Dalam satu riwayat, sholat ditempat tersebut hukumnya tidak sah sama sekali. Dalam riwayat yang lain, hukumnya sah selama tempat tersebut tidak najis. Hal ini bisa dilihat dalam kitab al-Mughni (2/471) karya Ibnu Qudamah al-Hambali.

Disisi lain, kemakruhan sholat dikuburan, diriwayatkan pula dari kalangan salaf seperti sahabat Ali bin Abi Tholib, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Atha’, dan an-Nakha’i. Sementara pandangan yang tidak memakruhkan diriwayatkan dari Abu Hurairah, Watsilah bin al-Asqa’ dan Hasan al-Bashri, sebagaiman dipaparkan oleh Imam Ibnul Mundzir dalam kitabnya, al-Ausath (2/183).

Oleh : Ustadz M. Idrus Romli
Dikutip dari Kajian Aswaja di Majalah AULA Edisi Agustus 2012

No comments:

Post a Comment