Sunday, December 11, 2011

Pengertian Sholawat

PENGERTIAN SHOLAWAT NABI

    Bagi warga Nahdliyin,  Mahrus Ali itu nama keramat, karena K.H.Mahrus Ali yang lahir di Dukuh Gedongan Cirebon Jawa Barat itu  pernah menjadi  Pengasuh PP.Hidayatul Mubtadiin Lirboyo Mojoroto Kediri, menjabar Ro’is Syuriyah  PCNU Kediri, Rois Syuriyah PWNU Jawa Timur,hingga anggota Mustasyar PBNU, Rektor Universitas Islam Tribakti Kediri dan sesepuh Kodam V Brawijaya Jawa Timur , hingg wafatnya pada  hari Senin, tanggal 6 Ramadhan 1405 H bertepatan dengan tanggal 26 Mei 1985 di R.S.Dr.Soetomo Surabaya. Namun, Mahrus Ali  yang satu ini justru sebaliknya. Lelaki kelahiran Dusun Telogorejo Desa Sidomukti Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik ini, meski lahir di lingkungan NU, bersekolah di madrasah NU, nyantri di pesntren NU dan mengaku menjadi Kia NU, tapi dia malah anti dengan NU dan amaliyah yang diajarkan oleh NU yang berhaluan Ahlussunnah Wal Jamaah.
Masalahnya dia selalu mempersoalkan dan menyerang habis – habisan amaliah orang – orang NU, bahkan membikin bingung dan meresahkan umat Islam, utamanya warga NU. Dalam bukunya “ Manta Kiai NU Menggugat Shalawat & Dzikir Syirik “ , dia  tidak segan – segan dan tidak bosan  menghukumi bid’ah, syirik dan kufur terhadap amaliah orang – orang NU, seperti Shalawat Munjiyah,Shalawat Nariyah,Shalawat Al Fatih, Shalawat Thibbil Qulub, dan Shalawat dan amaliyah lainya.
Menghadapi ulah Mahrus Ali ini, warga NU bersikap biasa – biasa saja, tidk emosional, apalagi sampai mengamuk main okol hingga terjadi bentrok fisik. Karena bagi orang NU, perbedaan pendapat itu sudah biasa, dan sampai hari kiamat pun akan berbeda. Hubungan antar intern umat beragama tetap berjalan penuh ukhuwah dan tetap menjaga persatuan dan kebersamaan, sepakat bersatu dalam perbedaan. Lebih – lebih masalah Mahrus Ali ini tidak ada hubunganya dengan ormas Islam manapun, termasuk antara NU dan Muhammadiyah. Tapi lebih mengarah pada pribadi H.Mahrus Ali, yang kebetulan juga mengaku sebagai “ Mantai Kiai NU ” .
      Beberapa amaliyah warga NU yang digugat oleh H.Mahrus Ali adalah masalah Shalawat. Dan karena yang dipermasalahkan kali pertama adalah shalawat, kami pun mengawali juga menanggapi masalah shalawat , menjawab  tuduhan – tuduhan syirik dan kufur  H.Mahrus Ali, dengan hujjah – hujjah yang kami miliki  sebatas kemampuan yang diberikan Alloh pada diri kami .
        Dan sebelum memasuli pembahasan pada materi pokok, ada baiknya terlebih dahulu perlu kami ketengahkan pula apa sesungguhnya shalawat itu. Karena tanpa memahami makna, hakikat dan tujuan bershalawat ini bisa saja kita terjerumus pada kesalahan dalam pemahaman dan pengamalanya. Selain itu, dengan  memahami makna, hakikat dan tujuan bershalawat ini akan dapat  menghilangkan keraguan dan kebimbangan para pengamal shalawat dari berbagai macam tuduhan bid’ah,syirik,kufur dan lain – lain yang ditujukan padanya.
  Kata Shalawat menurut K.H.Ahmad Warson Munawwir berasal dari kata صَلَّى     artinya berdo'a, seperti;اَقَامَ الصَّلاَةَ  : صَلَّى    ( bershalat, sembahyang ),               اللّٰهُ عَلَى مُحَمَّدٍ النّبِيِّ صَلَّى ( Semoga Alloh memberikan berkah dan rahmat kepada Nabi Muhammad ) ,  اَلصَّلاَةُ وَالصَّلَوَةُ    (shalat, sembahyang)  اَلصَّلاَةُ : الدُّعَاءُ  ( do'a )   اللّٰهِ مِنَ   اَلصَّلاَةُ  ( rahmat ) .
 Kata Shalawat adalah merupakan bentuk jamak dari kata shalat, artinya secara lughat adalah shalat, sembahyang, do'a. rahmat, memberi berkah dam ibadah.Sedangkan shalawat Nabi artinya bershalawat untuk Nabi, yang berarti mendo'akan Nabi agar mendapatkan rahmat dari Alloh
Makna  shalawat  mempunya  arti sama dengan makna shalat. Hal ini di kemukakan secara jelas oleh Asy Syarif  Ali bin Muhammad Al Jurjani :
اَلصَّلاَةُ فِى اللُّغَةِ : الدُّعَاءُ وَفِى الشَّرِيْعَةِ عِبَارَةٌ عَنْ اَرْكَانٍ مَخْصُوْصَةٍ وَأَذْكَارٍ مَعْلُوْمَةٍ بِشَرَائِطَ مَحْصُوْرَةٍ  فِى أَوْقَاتٍ مُقَدَّرَةٍ ,وَالصَّلاَةُ أَيْضًا: طَلَبُ التَّعْظِيْمِ لِجَانِبِ الرَّسُوْلِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى الدُّنْيَا وَاْلاَخِرَةِ
" Shalat menurut lughat adalah do'a, sedang menurut syari'at adalah ibarat tentang rukun – rukun tertentu, dzikir –dzikir yang sudah diketahui dengan syarat –syatat tertentu ( yang dilakukan ) pada waktu – waktu tertentu. Shalat juga mengandung arti mencari keagungan disisi Rasul SAW di dunia dan akhirat"
Kedua Makna Shalawat diatas, baik secara lughat dan secara  syari'at ternyata  sesuai  dengan makna shalawat secara lughat dalam Al Qur'an. Makna Shalawat secara lughat menurut Al Qur'an adalah keberkatan, shalat ,do'a. Makna – makna tersebut dapat dilihat pada ayat – ayat berikut ini :
" Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang Sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk " ( Q.S.al Baqarah : 157 ).
"Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Alloh (dalam shalatmu) dengan khusyu' " ( Q.S.al Baqarah : 238 ).
"Di antara orang-orang Arab Badwi itu ada orang yang beriman kepada Alloh dan hari Kemudian, dan memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Alloh) itu, sebagai jalan untuk mendekatkannya kepada Alloh dan sebagai jalan untuk memperoleh doa rasul. Ketahuilah, Sesungguhnya nafkah itu adalah suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Alloh). kelak Alloh akan memasukan mereka kedalam rahmat (surga)Nya; Sesungguhnya Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang " ( Q.S.at Taubah : 99 )
             Ada juga kata shalawat dalam Al Qur’an yang mempunyai arti tempat ibadah orang – orang Yahudi, sebagaimana tersebut pada ayat berikut ini:
"  (yaitu) orang-orang yang Telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali Karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Alloh". dan sekiranya Alloh tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah Telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Alloh. Sesungguhnya Alloh pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Alloh benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa " ( Q.S.al Hajj: 40 )
Persamaan makna secara lughat  ini terlihat jelas  pada surat al Baqarah ayat  157 dan 238 dan surat Taubah ayat 99 . Hanya  satu  yang berbeda bila dilihat menurut arti lughat, yaitu kata shalawat yang   terdapat surat al Hajj ayat 40, yang mengandung arti rumah-rumah ibadat orang Yahudi.
Melihat makna secara lughat  diatas, baik menurut asal kata maupun yang disebut dalam Al Qur’an, dapat diambil kesimpulan, bahwa makna shalawat secara lughat adalah do'a, shalawat, rahmat dan keberkahan. Sedangkan secara syari'at adalah berdo'a kepada Alloh untuk Nabi Muhammad SAW, agar beliau mendapatkan rahmat dan keberkahan dari Alloh.
Mendo’akan Nabi Muhammad SAW ini adalah karena adanya rasa cinta  ( mahabbatur rasul ).  mengagungkan dan memuliakan Nabi SAW. Tujuanya adalah agar mendapat balasan rahmat dari Alloh sewaktu di dunia dan di akhirat mendapatkan syafaat  dari –Nya melalui Nabi  -Nya yang sudah diberi idzin oleh-Nya untuk memberikan syafaat kepada umat manusia yang beriman kepada Alloh dan Rasul-Nya.
Kita bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW dengan niat semata – mata memohon kepada Alloh agar mencurahkan rahmat-Nya kepada Nabi-Nya terkasih, tanpa ada maksud menuhankan Nabi, menyembah dan mensejajarkan dengan Alloh. Kita tetap meyakini bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Alloh, Alloh-lah Tuhan Penguasa alam semesta dan segala isinya. Alloh-lah tempat bergantung, Dia-lah Permberi rahmat, Pemilik syafaat, Penolong dan Pemilik segala sifat kesempurnaan. Sedangkan Rasululloh SAW adalah tetap hamba dan utusan-Nya ,makhluk paling mulia sepanjang zaman dan yang diberi izin Alloh untuk memberi syafaat kepada umat manusia.
Dalam bershalawat  tidak sekali terbesit keyakinan adanya Tuhan selain Alllah, apalagi menuhankan, menyembah, dan mengagungkan makhluk sesamanya melebihi pengagungan kepada Alloh. Rasululloh SAW hanyalah sebagai makhluk Alloh yang diberi keistimewaan,dintaranya adalah dapat dijadikan sebagai perantara untuk membantu memintakan pertolongan kepada Alloh sebatas kewajaran sebagai makhluk Alloh. Kelebihan beliau dibanding manusia lainya hanyalah karena diberi wahyu , lebih dikasihi Alloh,  diberi keistimewaan hak untuk memberi syafaat kepada umat manusia di hari kiamat nanti. Disamping itu, kita bershalawat Nabi Muhammad SAW  hanyalah  semata – mata mentaati, melaksnakan perintah Alloh dan demi  cinta kepada Rasululloh SAW.

No comments:

Post a Comment